Resensi Film Air Mata Di Ujung Sajadah
Resensi Film oleh Nadila Eriska Fitri (202210415175)
- Penentuan Judul Film : Air Mata Di Ujung Sajadah
- Identitas Film
1. Judul Film : Air Mata Di Ujung Sajadah
2. Jenis Film : Drama Keluarga
3. Sutradara : Key Mangunsong
4. Penulis : Titien Wattimena
5. Produksi : Beehave Pictures & Multi Buana Kreasindo Productions
6. Pemain : Titi Kamal, Fedi Nuril, Citra Kirana, Jenny Rachman, Faqih Alaydrus, Krisjiana Baharudin, Tutie Kirana, Mbok Tun, Fanny Fadillah, Carol Sahetapy, Axel Mariani
7. Tanggal Rilis : 7 September 2023
Sinopsis Film :
Cerita dimulai dengan sepasang kekasih yaitu Aqilla (Titi Kamal) dan Arfan (Krisjiana Baharudin) yang berpacaran dibangku kuliah. Sang ibu tidak merestui hubungan keduanya, karena Arfan dinilai tidak punya masa depan yang hanya ingin menjadi seorang pelukis. Namun Aqilla bersikeras bahwa pelukis pun punya masa depan yang cemerlang. Aqilla dan sang ibunda pun bertengkar dan membuat Aqilla untuk pergi dari rumah.
Arfan pun menjemput Aqilla didepan rumahnya dan kabur bersama. Aqilla dan Arfan melangsungkan pernikahannya (kawin lari) di KUA, Jakarta Pusat. Walaupun sang ibu belum mengasih restu, Aqilla tetap mengabarkan sang ibunda bahwa ia dan arfan akan menikah. Hari demi hari, pernikahan mereka pun berjalan harmonis sampai dimana Aqilla hamil dan saat itu juga, ia menunggu sang suami pulang kerja untuk memberikan kabar bahagia tersebut. Namun takdir buruk menghampiri Aqilla, sang suami kecelakaan dan meninggal ditempat.
Beberapa bulan kemudian, Aqilla melahirkan sang anak, tetapi sang ibu berbohong kepada Aqilla bahwa sang anak meninggal saat dilahirkan. Padahal anak kandung Aqilla diberikan kepada mantan pegawai sang ibu, pasangan Arif (Fedi Nuril) dan Yumna (Citra Kirana) yang sudah lama menantikan seorang anak. Waktupun terus berjalan, Arif dan Yumna hidup bahagia dengan kehadiran Baskara (Faqih Alaydrus) di Solo, sedangkan Aqilla melanjutkan kuliahnya di Eropa. Sampai tahun ke-tujuh Aqilla selalu merayakan hari kelahiran sang anak seorang diri.
Sampai waktu kebenaran itu tiba, ibu Aqilla jatuh sakit dan menceritakan kejadian sebenarnya kepada Aqilla, bahwa anak kandung Aqilla masih hidup dan tinggal di Solo. Setelah semuanya terungkap, Aqilla pergi ke Solo menemui Arif dan ingin menanyakan kabar sang anak. Namun setelah sampai di Solo, Arif dan istrinya seakan-akan menghindari Aqilla. Keesokkan harinya, Aqilla bertemu Arif yang akan segera mengantarkan Baskara ke sekolah. Aqilla pun bertemu Yumna dan ibu dari Arif (Jenny Rachman). Waktu terus berjalan, pendekatan antara Aqilla dan Baskara berjalan dengan baik, Aqilla sering mengajak Baskara untuk menghabiskan waktu bersama. Beberapa bulan kemudian, sekolah Baskara mengadakan pentas seni yang dimana Baskara menyanyikan lagu “Cinta Untuk Mamah”. Di ending film, Baskara dan Aqilla terbang ke Jakarta, namun Baskara yang menangis terus membuat Aqilla merasa tidak tega dan mengikhlaskan Baskara tinggal di Solo. Sampai 12 tahun kemudian, Baskara yang sudah dewasapun menghampiri sang ibu ke Jakarta.
Kelebihan Film :
Film yang bergenre drama keluarga ini, membuat saya sebagai penonton ikut larut dalam suasana keharuan. Aqilla yang diperankan Titi Kamal membuat para penonton tersentuh karena menjadi wanita kuat dan penyayang. Alur yang sangat bagus menceritakan detail demi detail agar penonton paham dengan jalan ceritanya.
Sosok Yumna dan Arif yang diperankan oleh (Citra Kirana dan Fedi Nuril) tak kalah memukau, karena kedua pasangan tersebut memiliki kesabaran dan saling pengertian satu sama lain. Dari segi bahasa dan latar pun, menurut saya sudah konsisten sesuai dengan adegan-adegan yang mereka perankan masing-masing.
Kekurangan Film :
Walaupun alurnya dibuat sedetail mungkin, tetapi ada sedikit kekurangan yaitu dimana perebutan hak asuh Baskara yang berputar-putar. Naskahnya seolah lebih berpihak kepada keluarga Arif. Namun kita harus liat dari sudut pandang Aqilla, ia pun korban dari kebohongan ibunya. Serta persoalan kuburan palsu yang dibuat Halimah terkesan hilang begitu saja.
Pesan Yang Terkandung Dalam Film :
Film ini mengajarkan kita, bagaimana caranya untuk bersabar dan ikhlas atas ujian yang terjadi dalam hidup kita. Film ini juga memperlihatkan bagaimana kecewanya seorang anak yang telah dibohongi oleh sang ibu. Orangtua dan anak harus saling menghargai satu sama lain agar tidak menimbulkan keregangan harmonis didalam keluarga.
Kemudian orangtua pun tidak bisa memaksakan kehendak mereka atas pilihan sang anak, cukup memberikan arahan yang positif, dan anaklah yang menentukan pilihannya tersebut.
Komentar
Posting Komentar